Before Concert

“Katanya, jangan menunggu kehilangan dulu, baru belajar menghargai. Benarkah?”

“Nih punya lu kak.” Jasper memberikan botol air mineral ke arah Jemiah.

Thanks Jas.” Jasper mengangguk, mengambil posisi duduk di samping Jemiah.

Mereka sedang istirahat sebentar setelah melakukan latihan sejak pagi.

“Punggung gue sakit deh.” Keluh Leon lalu merebahkan tubuhnya.

“Sakit banget?” Tanya Gavin lalu mendekat ke arah Leon.

“Nggak banget sih kak, kayaknya karena semalam gue kebentur dinding.”

“Coba sini gue lihat.” Leon mengubah posisinya menjadi telungkup.

“Bagian mana yang sakit? Ini?” Leon mengangguk setelah merasakan tangan Gavin menekan pelan sisi kanan punggungnya.

“Perlu cek ke dokter gak Yon?” Tanya Jemiah ikutan penasaran.

“Nggak perlu kak, nanti juga sembuh.”

“Kalau besok masih sakit jangan dibiarin Leon, nanti menganggu aktifitas.” Leon menoleh ke arah Julian.

“Siap bapak ketua, aman.” Pria itu kembali duduk setelah mendengar suara pintu terbuka.

Guys, I am back.” Moses datang membawa beberapa lembar kertas, semua orang di dalam ruangan latihan reflek menoleh.

Pria yang berstatus manager sejak 7DREAM debut itu mengambil posisi duduk di hadapan semua anggota 7DREAM.

“Jadi ini pembagian grup untuk special stage kalian di konser nanti.” Moses membagikan kertas yang ia bawa ke setiap member.

“Siapa yang dapat bertiga?” Tanya Jasper setelah menerima kertasnya.

“Ternyata gue sendiri.” Lanjutnya lalu terkekeh.

“Tumben Julian sama Jemiah gak bareng.” Ucap Gavin setelah melihat daftar pembagian grup.

“Fans perlu gebrakan baru kali.” Jawab Theo asal.

“Loh bukannya fans lebih suka mereka bareng ya?” Jemiah menoleh ke arah Gavin.

“Kata siapa?” Tanyanya bingung.

“Lah lu gak tau kak?” Tanya Leon balik.

“Gue gak harus sama Jemiah terus, udah, stop ribut, balik latihan.” Jemiah melirik Julian yang sudah berdiri, siap untuk kembali latihan.

“Sebelum balik latihan, gue sekalian mau kasih informasi kalau setelah konser penutupan, anniversary project kalian dimulai.” Ucap Moses lalu memberikan lembaran kertas lain ke masing-masing member.

“Wih, udah mau tujuh tahun aja nih.” Celetuk Jasper sambil senyum-senyum.

“Pembagiannya belum ada bang?” Tanya Samuel.

“Belum, agensi belum bilang ke gue. Tapi secara garis besar kayak gitu. Masih ada beberapa bulan lagi buat persiapan sebelum anniversary kalian.”

Semua member mengangguk,

“Berarti abis itu pembaharuan kontrak dong?” Pertanyaan Leon sukses membuat yang lain terdiam.

“Masih lama, kalian pelan-pelan aja mikirnya, jangan jadi beban. Kalau ada yang perlu dibahas secara private sama gue, bilang aja ya.” Balas Moses lalu menepuk bahu para member.

“Kalau gitu sekarang latihan as group ya, Jemi sama Sam duluan.” Putus Moses setelahnya, membiarkan yang lain latihan mandiri di sisi ruangan. Jemiah dan Samuel mengangguk lalu melangkah beriringan ke tengah ruang latihan.

“Julian bantu abang ngecek gerakan mereka, kalau ada yang kurang detail langsung bilang.” Anggota tertua itu mengangguk.

Mata tajamnya memperhatikan setiap detail gerakan dari dua orang di hadapannya sejak musik di mulai.

“Jemiah, too close.” Tegurnya setelah melihat wajah Jemiah nyaris membentur wajah Samuel.

Jemiah mengangguk, masih melanjutkan gerakannya.

“Samuel, tangannya di pinggang bukan bahu.” Tegurnya sekali lagi setelah melihat tangan Samuel di bahu Jemiah.

Sorry.” Samuel masih melanjutkan gerakannya hingga selesai.

Musik terhenti, mereka selesai.

Julian maju,

“Beberapa gerakan masih salah, terutama Samuel.” Julian mengambil posisi di hadapan Jemiah, menggantikan posisi Samuel.

Put your right hand here,” Julian meletakkan tangan kanannya di pinggang Jemiah. Iris mereka bertemu, keduanya saling menatap satu sama lain.

And your left hand here.” Lanjutnya sambil mengarahkan tangan kiri Jemiah ke bahunya.

“Terus buat gerakan berbisik di telinga kiri sebelum gerakan memutar.” Ucap Julian sambil mencontohkan gerakan yang benar untuk Samuel.

Jemiah bergeming,

Do you understand?” Julian melepaskan tubuh Jemiah setelah Samuel mengangguk,

Alasan kenapa Julian lebih paham gerakan tersebut karena Julian pernah melakukannya dengan Jemiah di konser sebelumnya. Ia sangat teliti dengan setiap detail gerakan.

“Jemi jangan menoleh terlalu cepat waktu gerakan inti, nanti wajah kalian saling menabrak.” Ucap Moses yang diangguki Jemiah.

Okay, let’s do one more time terus kita pindah ke grup selanjutnya.” Lanjutnya lalu mulai menyalakan musik.