Daddy’s Gift

Riuh tepuk tangan mengikuti langkah si pemilik acara menuju panggung kecil yang terletak tepat di sebelah kolam ikan koi,

Test,” kata pertama Pavel setelah memegang mic,

“Selamat malam semuanya,” ia melempar senyum

First of all, saya mau mengucapkan terimakasih dengan tulus untuk semua tamu undangan yang meluangkan waktunya untuk datang ke hari dimana saya bertambah tua untuk kesekian kalinya. Untuk saya, umur itu hanya sekedar angka, as long as I always look forever young, tidak ada masalah.” Win menghela nafas, penyakit narsis Dad-nya emang gak pernah hilang.

“Dan sejujurnya saya bukan tipe yang harus merayakan hari pertambahan umur seperti ini, tapi karena pasangan saya yang mau meluangkan waktu untuk membuat ini semua jadi saya ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga untuk my one and only Dome, you are the best babe,” Pavel mengedipkan sebelah matanya ke arah Dome yang langsung disambut meriah oleh tamu yang lain.

“Bokap lu emang gak ada duanya Win,” ucap Frank sambil tertawa.

“Gue udah kebal.” Balas Win sambil menggelengkan kepala.

“Selanjutnya saya mau mengucapkan selamat datang dan terimakasih untuk kedua tamu spesial saya malam ini,” Pavel memiringkah tubuhnya ke arah kiri,

Mr. Podd Simanjuntak and Mr. Gawin Simanjuntak, welcome to our home. Terimakasih sudah mau datang jauh-jauh kesini, enjoy the party.” Kedua orang tua Bright tersenyum dan mengangguk bersamaan.

Last but not least, saya mau memberikan kado kecil untuk anak saya satu-satunya, Win Mentawin, yang akan selalu menjadi putra kesayangan papi dan daddy.” Win mengernyit bingung.

Ini siapa yang ulang tahun sih?

“Semoga suka ya nak, dan terimakasih.” Pavel meletakkan kembali mic-nya dan segera turun dari panggung diikuti tepuk tangan undangan.

Win menatap was-was ke arah Pavel yang sejak awal tersenyum tanpa lelah.

“Ada apa sih?” Tanya Win tanpa suara ke arah Papinya, dan pria itu hanya mengendikkan bahu lalu tersenyum.