Jemput
Win menghela nafas sebelum menuruni tangga. Lima menit lalu ia menerima pesan dari Bright, pria itu sudah sampai di depan kosannya.
“Please berhenti deg-degan,” gumamnya sambil menuruni tangga.
Butuh waktu lebih lama dari biasanya sampai Win menyentuh tangga terakhir, sengaja, ia belum siap bertemu Bright.
“Win?” Win noleh, reflek mundur setelah melihat Bright duduk di kursi panjang yang kemarin mereka duduki.
“Oh? Gue kira masih di luar.” Ucapnya berusaha setenang mungkin.
“Tadi ada yang buka pagar, berangkat sekarang?” Bright berdiri, penampilannya selalu sempurna di mata Win.
Kaos putih dan jaket jeans yang sukses membuat jantung Win semakin tidak tenang.
“Boleh,”
“Itu bawa apaan?” Tunjuk Bright ke arah tas punggung Win.
“Bawa tugas kak, sorry banget harus bawa-bawa tugas kampus tapi deadline besok.” Bright ngangguk.
“Santai,” Pria itu mendahului Win menuju parkiran.
Ayo Win, kamu pasti bisa melewati ini.