Little Message

Win menerima makan siangnya dengan semangat.

mood-nya sedang baik dari kemarin, mungkin karena meeting-nya lancar.

“Selamat menikmati kak.” Win noleh, seorang pramugara tersenyum ke arahnya.

tumben dirinya dipanggil kak.

“Terimakasih.” Balasnya lalu tersenyum.

“Lucu banget.”

eh?

Perasaan Win doang atau emang pramugara tadi bilang dirinya lucu?

“Kepedean lu anjir.” Gumamnya lalu terkekeh tanpa sebab.

Win meraih sendok, namun gerakan tangannya terhenti ketika ia menemukan benda asing di bawah sendoknya.

“Apaan nih?” Ucapnya lalu menarik selipan kertas di bawah garpu.

“Semoga suka makanannya ya kak Awin! :)”

Anjir?!

Siapa nih?

Win noleh, memperhatikan satu persatu manusia di dekatnya.

“Kenapa Win?” Tanya Frank setelah memperhatikan Win yang terlihat bingung sendiri.

“Ah? Oh! Gak papa.” Win menggaruk pipinya.

Gak ada yang tau nama kecilnya selain keluarga dan teman-teman dekatnya.

Win juga tau teman-teman dekatnya gak mungkin memanggil dirinya Awin, karena ia akan marah.

“Terus siapa?” Bisiknya menatap catatan kecil yang tadi terselip di bawah sendok-garpunya.

“Bright?” Entah kenapa juga nama itu harus muncul saat ini.

Tapi tidak heran karena Bright salah satu yang tau nama kecilnya selain keluarga dan teman-teman dekatnya.

“Tapi gak mungkin banget dia nulis ginian, mana pake kak segala.” Win mengendik.

“Bodo ah, mending gue makan.” Ucapnya, kembali melanjutkan makan.

Tanpa tau ada sosok lain yang memperhatikan diam-diam sambil menahan senyum.