Drunk

Mile memperbaiki posisi tubuh Apo yang melangkah dengan goyah, menahan pinggang yang lebih muda dan membiarkan lengan Apo melingkar di bahunya.

I think you are too drunk sayang.” Ucap Mile sambil menahan pinggang Apo karena yang lebih muda kembali goyah.

“Hahaha masa sih?” Tanya Apo lalu terkekeh pelan dengan wajah memerah sampai ke telinga.

I already said to stop, tapi kamu nerima terus minuman dari mereka.”

They are your cousins Mile, your family, I wanna respect them so they can respect you toooooo.” Mile tertegun, jawaban Apo diluar ekspetasinya.

“Panassssh.” Apo menarik dasinya turun.

“Mile panass.” Dengan sigap Mile membantu pacarnya melepas dasi dan jasnya lalu kembali memapah tubuh yang lebih muda.

Are you good now? We almost there.” Apo mengangguk, lalu kembali terkekeh.

Keduanya sedang berada di dalam lift menuju kamar yang sudah di booked Mile.

“Mile?”

“Hm?”

“Hehehe.” Mile tersenyum, pacarnya dalam mode mabuk akan terlihat sepuluh kali lebih menggemaskan.

Apo memiliki toleransi alkohol yang cukup rendah, alias mudah untuk mabuk. Karena itu lah Apo akan berhenti dengan sendirinya jika ia merasa hampir melewati batasnya.

Namun ada pengecualian untuk malam ini, pria itu terus saja menerima wine dan champagne dari kolega Mile bahkan dirinya dengan sengaja menerima ajakan toasts dari para sepupu Mile.

Tidak ada alasan spesifik, mungkin karena ini kali pertamanya lagi menghadiri acara keluarga Mile setelah sekian lama, dirinya hanya ingin meninggalkan kesan baik di lingkungan Mile.

Selain itu diam-diam pria itu ingin semua orang menghargai pacarnya, karena Apo tau Mile cenderung tidak peduli dengan hal tersebut.

“Mile.” Apo menoleh ke arah pacarnya.

“Apa sayang?” Tanya Mile lembut, keduanya bertatapan.

Lima lantai lagi sebelum lantai tujuan mereka.

Dengan cepat Apo menarik leher Mile dan mencium bibir pacarnya itu, sedangkan Mile cukup terkejut dengan gerakan mendadak dari Apo.

Pria yang lebih tua menahan pinggang Apo lebih kencang dan membalas pagutan pacarnya.

Apo semakin melingkarkan tangannya di leher Mile, membawa tubuhnya semakin mepet ke arah pacarnya. Bibir mereka menyesap satu sama lain, sesekali Apo mengigit bibir Mile yang membuat pria itu meringis di tengah ciuman mereka.

Ting

Lift berhenti di lantai tujuan mereka , dan dengan perlahan Mile melepas ciuman keduanya lalu mengelap saliva di sekitar bibir Apo.

“Lanjut di kamar aja ya sayang,” ucap Mile lalu mengecup bibir Apo dan membawa tubuh pacarnya keluar dari lift.