Sunset & Wine

Mile menempelkan kartu kamar hotel yang ia terima dari Nakunta ke handle pintu.

Pria itu memutuskan menyusul adek-adeknya ke pantai setelah ia membatalkan janjinya dengan Erika.

Ia melangkah santai dengan tote bag di tangan kirinya, reflek sudut bibirnya terangkat setelah menemukan Natta dalam mode serius duduk di balkon menghadap ke laut.

“Oy!” Natta terlonjak kaget, nyaris menjatuhkan laptopnya.

“Mile!?” Ia mendegus, sedangkan Mile hanya tergelak pelan.

“Lu bisa gak sih salam dulu atau apa gitu, jangan bikin kaget.” Yang lebih tua menyandarkan tubuhnya di pintu kaca.

“Gue udah manggil lu dari tadi, lu nya aja yang gak dengar Nat.”

“Masa?”

“Gue bohong.” Kali ini Mile tertawa lebih keras.

Natta melempar satu bukunya ke arah Mile yang langsung dihindari pria itu.

“Kok tiba-tiba disini?”

“Emang ada larangan gue gak boleh disini?” Tanya Mile balik, memungut buku yang dilempar Natta.

“Ya nggak sih, katanya lu udah ada janji.”

“Gue batalin,”

“Kenapa?”

“Soalnya gue udah ada feeling kalo lu pasti sibuk skripsian padahal udah jauh-jauh ke pantai, eh benar.” Natta berdecak, matanya sedikit menyipit ke arah Mile.

“Gue ngejar waktu biar bisa nikmatin sunset sama lu nih.” Pria itu mengeluarkan sebotol wine dari tote bag yang ia bawa.

“Ke bawah yuk.” Lanjutnya sambil menggerakan botol wine di tangannya

“Gue mager ah Mile, lagian nanggung tau. Sampai bawah juga udah tenggelam mataharinya.” Kali ini Mile yang berdecak.

“Ya udah disini aja, tapi tutup dulu laptopnya. Gue ambil gelas bentar.” Mile kembali masuk ke dalam kamar.

Tangannya mengambil dua cangkir yang di siapkan hotel lalu membawanya ke balkon.

“Serius Mile? Cangkir?” Natta menerima cangkir putih dengan alis tertekuk bingung.

“Adanya itu Nat, gue gak kepikiran bawa wine glass dari rumah elah.” Mile ngambil posisi duduk di kursi sebelah kanan Natta, keduanya merapikan meja yang sebelumnya penuh dengan buku lalu meletakkan botol wine dan dua cangkir putih disana.

“Gue bawa snack juga nih.” Mile mengeluarkan tiga bungkus snack berbeda jenis.

You bought this for wine?” Tanya Natta sambil menggoyangkan bungkus pilus.

“Gue tadi belinya random Nat,” Natta terkekeh, ia sudah hafal sifat random Mile.

Mile membuka wine lalu menuangkannya ke dalam masing-masing cangkir, ia tidak bisa menahan tawanya ketika melihat cairan wine di dalam cangkir yang terlihat cukup aneh.

At least gak langsung negak dari botolnya aja sih.” Ceplos Natta lalu mengangkat cangkirnya disusul Mile.

Cheers!”

Cheers!”

Dentingan cangkir terdengar, mereka menikmati secangkir – iya secangkirwine ditemani matahari yang secara perlahan bergerak turun, menjadikan langit senja berubah menjadi gelap.

Keduanya bertukar cerita yang di selingin bercandaan lucu menuju garing sambil menunggu adek-adek mereka pulang dari beach club untuk makan malam bersama.