Mile’s Reason

Kali ini keduanya sudah duduk dengan nyaman di mobil Mile yang sengaja dinyalakan untuk mendinginkan suhu tubuh mereka.

“Saya mau nagih penjelasan bapak perihal tadi pagi.” Ucap Natta dengan nada kecil, jujur saya ia agak takut.

Mile melirik Apo lalu berdeham sebelum mengarahkan tubuhnya ke arah Apo.

“Natta, sini lihat saya.” Apo ikut menoleh, walaupun bingung ia ikut mengarahkan tubuhnya ke arah Mile.

Keduanya saling berhadapan.

Mile menghela nafas,

“Natta, saya suka sama kamu.” Ucap Mile dengan hati-hati, satu tarikan nafas.

“HAH?”

DUG!

“Aduh.” Kepala Apo menabrak pintu mobil karena reflek mundur setelah mendengar kalimat yang meluncur mulus dari belah bibir Mile, tanpa basa-basi.

Ia kaget bukan main.

“Natta,” Mile mengulurkan tangannya, ikut mengusap belakang kepala Apo.

“Bapak, sebentar.” Apo mendorong Mile pelan, ia perlu memahami situasi mereka saat ini.

“Tadi perasaan saya, bapak cuma minum wine satu gelas kan? Saya ingat bapak juga tipe yang kuat minum, tapi kenapa sekarang mabok? Maaf pak saya harus tanya ini buat memastikan.” Apo masih mengusap kepalanya sambil mengeluarkan apapun yang bisa ia keluarkan dari mulutnya.

Mile yang melihat itu pun tidak bisa menahan senyumnya,

“Natta,”

“Iya pak?”

“Kamu itu selalu lucu seperti ini ya?”

“YA TUHAN BAPAK!” Apo kembali meninggikan suaranya.

“Pak jangan gini pak, saya takut.” Akhirnya Mile terbahak, ekspresi Apo sungguh lucu di matanya.

“Takut kenapa, Natta? Saya kan gak mau makan kamu sekarang.”

Aduh, makan dalam artian apa dulu ini?

Natta menghela nafas, mencoba mengatur degup jantungnya.

“Saya gak tau ini bapak lagi bercanda atau nggak, tapi kalau bapak begini karena masih ngerasa tidak enak atas kejadian tahun lalu, saya benar-benar tidak ada masalah lagi pak, saya sudah lupain masalah tersebut.”

Ekspresi Mile berubah serius,

“Natta, I’m totally sober right now, and I’m not joking either. I like you Natta, saya serius suka sama kamu.” Natta hanya bisa mengerjap cepat,

apakah ia sedang bermimpi?

“Kalau kamu tanya saya, kenapa saya bisa suka kamu? It just happened like that, saya juga tidak tau kapan awalnya saya suka sama kamu, yang jelas saya baru sadar akhir-akhir ini.”

“Saya tau ucapan saya ini bisa jadi beban untuk kamu, tapi Natta, saya tidak memaksa kamu untuk suka balik sama saya. Kalau kamu suka sama saya juga, it will be great, berarti perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi, kalau kamu tidak suka sama saya, that’s okay, saya tidak bisa memaksaan perasaan orang lain untuk saya.” Jemari Mile bergerak merapikan rambut Apo yang sedikit berantakan.

“Jadi, no need to feel burden sama perasaan saya ya, jangan merasa ini beban yang harus kamu tanggung, no, ini tanggung jawab saya. Saya cuma ingin melegakan perasaan saya setelah menyatakan ini semua.”

“Maaf kalau kesananya saya bercanda atau tiba-tiba begini, tapi semua ini sudah saya pikirkan matang-matang, Natta.”

Ada jeda beberapa sekon keheningan sampai Natta membuka suara,

“Bapak,”

“Iya Natta?”

“Saya boleh cium bapak gak?” Pertanyaan tidak terguda keluar dari mulutnya.

Seluruh kalimat penjelasan Mile sukses membuatnya semakin melongo, ditambah ia hanya terfokus ke bibir Mile sejak tadi yang membuat dirinya terpancing.

“EH? Bukan gitu pak maksud saya, pak maaf bukan itu,” Apo jadi panik sendiri setelah sadar apa yang barusan ia tanyakan.

Anu— penjelasan bapak, iya penjelasan bapak tadi bikin saya gak fokus, maaf pak, bukan maksudmya lancang, saya cu—” Mile meraih dagu Apo lalu membawanya ke dalam ciuman lembut.

Tentu saja Apo kaget bukan main, terlalu banyak hal yang ia terima hari ini.

Ia bisa merasakan bibir Mile yang melumat bibirnya lembut lalu meninggalkan satu kecupan ringan sebelum menarik dirinya sebelum terlalu terbawa perasaan.

Rasanya Apo ingin sekali meleleh saat ini juga.

Tidak pernah terbayangkan jika dirinya akan dihadapkan posisi seperti ini, termasuk ciuman dengan bosnya.

“Bapak, maaf, saya belum kasih jawaban apapun tapi malah minta cium.” Apo bisa merasakan panas yang merambat di wajahnya.

Mile terkekeh, tangannya kembali mencubit pipi gembil Apo.

“Kenapa harus minta maaf? Harusnya saya yang minta maaf karena cium kamu tanpa izin.” Apo menggeleng, ia tidak setuju, dirinya yang genit inilah yang memulai semuanya.

“Natta, untuk pernyataan saya tadi tidak perlu diambil pusing okay? Kamu juga tidak harus kasih jawaban apapun sekarang, karena tujuan saya untuk minta izin, supaya saya bisa lebih dekat sama kamu, boleh?”

“Bapak nanti nyesal loh kalau suka sama saya.”

“Kenapa gitu?”

“Karena saya aslinya ngeri.” Ucap Apo yang sengaja menekan suaranya di kata ‘ngeri’.

Mile terbahak,

Okay, I can’t wait to see that side of you then.” Apo kembali bersemu.

“Jadi, apakah boleh?” Apo mengangguk malu-malu yang langsung mendapatkan pelukan hangat dari Mile.

Thank you, Natta.” Mile ikut bersemu, pria itu berusaha menyembunyikan wajahnya di belakang kepala Apo.

Oh Tuhan, mereka bahkan sudah bukan anak remaja lagi.

dearyoutoday