Sedikit tentang Axel
Axel melirik ke arah tangannya yang saling terkait dengan tangan Jericho selama perjalanan menuju Bangkok. Ia menahan senyumnya, pria dibelakang kemudi seperti tidak berniat untuk melepas genggamannya.
Ia menggerakan kepalanya riang mengikuti lagu yang terputar dari radio.
I’m at a payphone, trying to call home All of my chance I spent on you Where have the times gone? Baby, it’s all wrong
Jericho meliriknya sekilas, lalu mengeratkan gengamannya setelah melihat Axel yang bersenandung kecil dengan kepala bergoyang pelan, ia tidak bisa menahan senyumnya.
“Suka Maroon 5 Xel?” Tanya Jericho setelah memperhatikan Axel yang beberapa kali bersenandung lancar mengikuti lirik lagu salah satu band terkenal itu.
“Not their fans sih, tapi gue tau lagu-lagu mereka.” Jericho mengangguk,
“Terus sukanya penyanyi siapa?” Axel menoleh,
“Gue suka banget sama Bruno.” Balas Axel semangat.
“Bruno Mars?” Axel mengangguk senang,
“Gue suka dia dari gue bocil,” Axel terkekeh,
“Kayak apa ya, lagunya selalu asik banget buat gue sampai sekarang.” Lanjutnya sambil mengingat-ingat masa kecilnya.
“Berarti pernah nonton konsernya?”
“Sadly gak pernah, waktu Bruno Mars ke negara kita itu gue masih bocil, gak dikasih ijin buat nonton.” Balasnya sambil tertawa pelan.
“Kalau dia ke negara kita lagi nanti, mau nonton?”
“MAU BANGET!” Jawab Axel semangat.
“Tapi gue gak tau juga bisa nonton enggaknya, pasti susah banget buat dapat tiketnya.” Lanjutnya lagi dengan pesimis.
“Jangan pesimis dulu dong, dicoba dulu.”
“Hahahaha iya, pasti gue coba banget.” Tepat setelahnya lagu Bruno Mars – Count On Me terputar di radio.
“Ehhhh lagu kesukaan gue!” Dengan cepat Axel mengikuti lagu tersebut dengan riang.
Jericho hanya memperhatikan pria di sampingnya sambil tersenyum dengan tangan yang masih saling bertaut.
“Ke China Town naik mobil pasti macet deh nanti malam, mau naik taksi atau apa gitu gak Jer?” Tanya Axel setelah keduanya merebahkan diri di atas kasur hotel.
Mereka baru saja sampai di Bangkok.
“Boleh, lo nggak masalah?” Tanya Jericho balik.
“Kenapa masalah?”
“Nggak capek?” Axel menggeleng.
“Harusnya gue yang nanya kayak gitu gak sih, kan yang nyetir lo.” Jerico mengubah posisi tidurnya, menghadap ke Axel.
“Gue nggak capek, soalnya ditemani princess sih.” Ucapnya pelan dengan nada menggoda.
“Ihhh, jangan dilanjut ya Jer.” Pria itu terkekeh, menggoda Axel memang menyenangkan.
Tangannya terulur, memeluk pinggang yang lebih muda.
Axel menoleh, mendapati Jerico yang sudah terpejam.
“Kalau lo capek, kita batalin aja rencana ke China Town.” Ucap Axel lalu mengubah posisi tidurnya juga, sekarang keduanya saling berhadapan.
“Jangan dibatalin, gue nggak capek, cuma butuh tidur sebentar.” Balas Jericho dengan mata terpejam.
“Okay, ayo tidur sebentar.” Axel menyamankan posisinya di dada Jericho.
Keduanya saling berpelukan.